Simulasi Sekolah Tatap Muka SMK Kehutanan Negeri Makassar
Nusakini.com--Makassar-Sejak wabah Covid-19 SMK Kehutanan Negeri Makassar selama ini melaksanakan sekolah sistem daring atau online.
Kali ini SMK Kehutanan Negeri Makassar yang beralamat di Jalan P. Kemerdekaan km. 17,5 melaksanakan simulasi kedatangan siswa, belajar tatap muka, dan hidup di asrama. Selasa, (6/10/2020).
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SMK Kehutanan Negeri Makassar mengucapkan terimakasih kepada undangan yang hadir pada kegiatan simulasi sekolah tatap muka.
“SMK Kehutanan Negeri Makassar berencana akan melaksanakan pemberlajaran tatap muka, namun demikian ada tahapan-tahapan yang harus diikuti, salah satunya adalah persiapan yang harus kita lakukan terhadap protokol Civid-19,” Kepala Sekolah Hariyono menjelaskan.
Selanjunya menurutnya, untuk mewujudkan sekolah tatap muka harus mendapatkan restu dari Satgas Gugus Covid-19, Pemda, Komite Sekolah maupun orang tua siswa-siswi, ini tahapan-tahapan yang harus kita lalui semua dan dari pihak-pihak ini menyetujui maka kami bisa melaksanakan sekolah tatap muka. “Kalau sekolah tatap muka ini tidak disetujui ya, tidak jadi,” tegas Hariyono kepada media, Selasa (6/10/2020).
Kemudian dari pihak Sekolah mengundang pihak dari Gugus Covid-19, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, dari Cabang Dinas Wilayah I kemudian dari Komite Sekolah, dari pemerintahan setempat dalam hal ini Lurah Kelurahan Pai, tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat dan perwakilan orang tua.
“Kami rencanakan Kelas X saja sebanyak 102 orang, kami punya prinsip bahwa pendidikan SMK Kehutanan Negeri Makassar pendidikan yang menitik beratkan kepada pembinaan karakter dan fisik, itu tidak mungkin kita lakukan kalau kita tidak melakukan pembelajaran tatap muka dan terkait dengan praktek sudah otomatis harus praktek, kalau sekedar teori tidak akan mereka (siswa. red) kuasai,” terang Kepala Sekolah dari ruang kerjanya.
Menurutnya, pembelajaran daring atau online kendalanya banya sekali baik dari siswanya dari sisi orang tua dari guru, maupun sarana dan prasarananya, paling sering terkendala jaringan internet, banyak keluhan terkait masalah-masalah jaringan.
"Kemudian terkait faktor habbit atau kebiasaan, anak-anak terkadang kalau di rumah terbentur orang tua, membantu orang tua atau ada tamu atau keperluan yang lain sehingga proses belajarnya terganggu," tambahnya.
Lebih lanjut Hariyono mengatakan, faktor kejenuhan, bagaimanapun juga tidak guru, tidak orangtua, siswa jenuh menghadapi gawai atau telepon genggam dari mulai bangun sampai bangun lagi itu sangat membosankan.
"Kami tetap melakukan protokol pencegahan Covid-19 dalam ruangan maksimal 50 persen, yang biasanya 50 siswa kali ini kami isi sampai 15 siswa saja itu sudah maksimal dan diupayakan juga untuk belajar dalam ruangan itu seminimal mungkin, praktek harus dilapangan menggunakan fasilitas yang ada di sekolah ini dari sarana persemaian sampai arboretum semua sarana pembelajaran yang bisa diakses oleh siswa," beber Hariyono.
Pelajaran seperti Matematika, PPKN tetap dilakukan secara daring dari asrama-asrama siswa menggunakan Laptiop atau androidnya, guru juga demikian agar tidak terkontaminasi dari pihak luar.
"Kami juga bekerjasama dengan negara tetangga Timor Leste, disini ada 5 siswa dari Timor Leste tetap tinggal di Asrama," tutupnya.
Sementara itu menurut Wakil Kepala Sekolah dan Humas SMK Kehutanan Negeri Makassar, sekolah tatap muka penting dilakukan, alasannya pertama siswa ini baru kelas X kalau bisa hadir di Sekolah supaya bisa dibentuk secara fisik maupun mental jadi bisa orientasi di lapangan.
"Setelah beberapa waktu kemudian nanti bisa pulang lagi untuk belajar dari rumah," tutur Syihabi panggilan akrab Wakasek ini.
Kemudian karena sekolah kami atau kampus SMK Kehutanan ini luasnya 5 hekatare, kalau hanya 102 siswa itu sangat mudah, dari sisi imun juga bisa ditingkatkan karena hubungannya bagus, luas suasana nyaman terjaga, fasilitas asrama dan kelas dan praktek di lapangan juga luas sehingga otomatis siswa akan segar
"Selain itu siswa agar menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir serta tidak berkerumun di tempat-tempat keramaian dengan demikian pencegahan penularan Covid-19 ini bisa tercapai," imbau Syihabi.
Dikatakan Syihabi, sebagaimana diharapkan, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari keramaian bisa dilaksanakan, biasanya kami mengurus 300 siswa kalau hanya 100 siswa lebih mudah.
“Covid-19 ini salah satunya yang dijaga adalah imun sehigga partisipasi orang tua akan menambah perbaikan gizi siswa yang dikelola pihak komite untuk menambah imun siswa,”pungkasnya.
Hadir Lurah Pai, Bustan. Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Abdul Malik Askari, Muliyono Caco Pengawas Sekolah, serta ibu Hamdana dari BDLHK Makassar, Bendahara Komite Sekolah dan dr. Anwar Umar dari Puskesmas Sudiang.
Kemudian hadir, Kepala Sekolah SMK Kehutanan Negeri, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Syafruddin dan Wakasek dan Humas, Ahmad Syihabi, Kesiswaan, M. Ilyas, Kurikulum Bilaluddin Khalil, dan Sarpras, Kusmawati.
Kemudian dilakukan simulasi mulai dari awal siswa masuk gerbang hingga masuk kelas dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.(rilis)